Kosmologi sekumpulan agama yang didasarkan pada kesusastraan mitologis

Kosmologi sekumpulan agama yang didasarkan pada kesusastraan mitologis – Kosmologi( dari bahasa Yunaniκόσμος, kosmos” bumi” serta-λογία,- logia” riset mengenai”) merupakan agen astronomi yang berhubungan dengan riset mengenai asal- usul serta kemajuan alam sarwa, dari Big Abang sampai hari ini serta berikutnya sampai era depan. – www.diodati.org

Kosmologi sekumpulan agama yang didasarkan pada kesusastraan mitologis

www.youtube.com

Ini merupakan riset objektif mengenai asal- usul, kemajuan, serta kesimpulannya kodrat alam sarwa. Kosmologi raga merupakan riset objektif mengenai asal ide alam sarwa, bentuk serta gairah bernilai besar, serta suratan kesimpulannya, dan hukum ilmu yang menata bidang- bidang ini.

Sebutan kosmologi awal kali dipakai dalam bahasa Inggris pada 1656 di Thomas Blounts Glossographia, serta pada 1731 didapat dalam bahasa Latin oleh filsuf Jerman Christian Wolff, dalam Cosmologia Generalis. Kosmologi religius ataupun mitologis merupakan sekumpulan agama yang didasarkan pada kesusastraan mitologis, religius, serta esoterik dan adat- istiadat dongeng invensi serta eskatologi.

Kosmologi raga dipelajari oleh para akademikus, semacam astronom serta fisikawan, dan filsuf, semacam pakar filsafat, filsuf fisika, serta filsuf ruang serta durasi. Sebab ruang lingkup yang serupa dengan metafisika ini, teori- teori dalam kosmologi raga bisa melingkupi prasaran objektif serta non- ilmiah, serta bisa jadi tergantung pada anggapan yang tidak bisa dicoba. Kosmologi berlainan dari astronomi sebab yang awal berhubungan dengan Sarwa dengan cara totalitas sebaliknya yang terakhir berhubungan dengan barang- barang langit orang.

Kosmologi raga modern didominasi oleh filosofi Big Abang, yang berupaya memadukan astronomi pemantauan serta fisika elemen; lebih spesial lagi, parameterisasi standar Big Abang dengan modul hitam serta tenaga hitam, yang diketahui selaku Lambda- Bentuk CDM. Pakar astrofisika abstrak David N. Spergel melukiskan kosmologi selaku” ilmu asal usul” sebab” kala kita memandang ke luar angkasa, kita memandang ke balik ke dalam durasi” sebab watak kecekatan sinar yang terbatas.

Disciplines

Fisika serta astrofisika memainkan kedudukan esensial dalam membuat uraian mengenai alam sarwa lewat pemantauan serta penelitian objektif. Kosmologi raga dibangun lewat matematika serta pemantauan dalam analisa semua alam sarwa. Alam sarwa dengan cara biasa dimengerti sudah diawali dengan Big Abang, diiringi nyaris mendadak oleh inflasi kosmik, suatu ekspansi ruang di mana alam sarwa diperkirakan timbul 13, 799± 0, 021 miliyar tahun yang kemudian.

Kosmogoni menekuni asal mula Alam Sarwa, serta kosmografi melukiskan identitas Alam Sarwa. Dalam Encyclopédie Diderot, kosmologi dipecah jadi uranologi( ilmu mengenai langit), aerologi( ilmu mengenai hawa), ilmu bumi( ilmu mengenai daratan), serta hidrologi( ilmu mengenai perairan).

Kosmologi metafisik pula sudah ditafsirkan selaku penempatan orang di alam sarwa dalam hubungannya dengan seluruh entitas yang lain. Ini dicontohkan oleh observasi Marcus Aurelius kalau seorang menaruh dalam ikatan itu:” Ia yang tidak ketahui apa bumi tidak ketahui di mana ia, serta ia yang tidak ketahui buat tujuan apa bumi itu terdapat, tidak ketahui siapa ia. merupakan, pula bukan apa bumi ini.

Penemuan

Kosmologi fisik

Kosmologi raga merupakan agen fisika serta astrofisika yang menekuni mengenai asal mula raga serta kemajuan Alam Sarwa. Ini pula tercantum riset mengenai watak alam sarwa dalam rasio besar. Dalam wujudnya yang sangat dini, inilah yang saat ini diketahui selaku” mekanika langit”, riset mengenai langit. Filsuf Yunani Aristarchus dari Samos, Aristoteles, serta Ptolemeus mengajukan filosofi kosmologis yang berlainan. Sistem Ptolemeus geosentris merupakan filosofi yang legal hingga era ke- 16 kala Nicolaus Copernicus, serta setelah itu Johannes Kepler serta Galileo Galilei, menganjurkan sistem heliosentris. Ini merupakan salah satu ilustrasi sangat populer dari pecahnya epistemologis dalam kosmologi raga.

Baca Juga : Mengenal Bintang Pleiades Yang Ada Di Sistem Tata Surya

Principia Mathematica buatan Isaac Newton, yang diterbitkan pada tahun 1687, merupakan cerita awal mengenai hukum gaya tarik bumi umum. Ini sediakan metode raga buat hukum Kepler serta pula membolehkan anomali dalam sistem tadinya, yang diakibatkan oleh interaksi gaya tarik bumi dampingi planet, dituntaskan. Perbandingan pokok antara kosmologi Newton serta kosmologi tadinya merupakan prinsip Copernican— kalau barang- barang di alam menaati hukum fisika yang serupa dengan seluruh barang langit. Ini merupakan perkembangan filosofis berarti dalam kosmologi raga.

Kosmologi objektif modern umumnya dikira sudah diawali pada tahun 1917 dengan pengumuman Albert Einstein mengenai perubahan terakhirnya kepada kenisbian biasa dalam artikel” Estimasi Kosmologis dari Filosofi Kenisbian Biasa”( walaupun artikel ini tidak ada dengan cara besar di luar Jerman hingga akhir Perang Bumi I). Kenisbian biasa mendesak kosmogonis semacam Willem de Sitter, Karl Schwarzschild, serta Arthur Eddington buat mempelajari akibat astronomisnya, yang tingkatkan keahlian astronom buat menekuni subjek yang amat jauh.

Fisikawan mulai mengganti anggapan kalau alam sarwa itu statis serta tidak berganti. Pada tahun 1922 Alexander Friedmann memberitahukan buah pikiran mengenai alam sarwa yang berkembang yang bermuatan modul beranjak. Dekat durasi yang serupa( 1917 sampai 1922) Diskusi Hebat terjalin, dengan kosmolog dini semacam Heber Curtis serta ErnstÖpik memastikan kalau sebagian nebula yang nampak di teleskop merupakan bima sakti yang terpisah jauh dari bima sakti kita.

Searah dengan pendekatan energik kepada kosmologi ini, satu diskusi lama mengenai bentuk kosmos menggapai klimaksnya. Astronom Mount Wilson, Harlow Shapley, mengupayakan bentuk kosmos yang cuma terdiri dari sistem bintang Bima Ajaib; sedangkan Heber D. Curtis mengemukakan buah pikiran kalau nebula lilitan merupakan sistem bintang dalam dirinya sendiri selaku pulau alam raya. Perbandingan buah pikiran ini menggapai puncaknya dengan penajaan Diskusi Besar pada 26 April 1920 pada pertemuan Perguruan tinggi Ilmu Wawasan Nasional AS di Washington, DC. Perbincangan itu dituntaskan kala Edwin Hubble mengetahui Elastis Cepheid di Bima sakti Andromeda pada tahun 1923 serta 1924.

Jarak mereka membuat nebula lilitan jauh di luar pinggir Bima Ajaib.

Pemodelan alam sarwa berikutnya mempelajari mungkin kalau konstanta kosmologis, yang dipublikasikan oleh Einstein dalam makalahnya tahun 1917, bisa menciptakan alam sarwa yang berkembang, tergantung pada nilainya. Jadi bentuk Big Abang diusulkan oleh pendeta Belgia Georges Lemaître pada tahun 1927 yang setelah itu dikuatkan oleh temuan perpindahan merah oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 serta setelah itu oleh temuan radiasi kerangka balik gelombang mikro kosmik oleh Arno Penzias serta Robert Woodrow Wilson pada tahun 1964. Temuan ini merupakan tahap awal buat melepaskan sebagian dari banyak kosmologi pengganti.

Semenjak dekat tahun 1990, sebagian perkembangan menggemparkan dalam kosmologi pemantauan sudah mengganti kosmologi dari ilmu yang beberapa besar hipotetis jadi ilmu perkiraan dengan perjanjian yang pas antara filosofi serta observasi. Perkembangan ini tercantum observasi kerangka balik gelombang mikro dari satelit COBE, WMAP serta Planck, survey perpindahan merah bima sakti terkini yang besar tercantum 2dfGRS serta SDSS, serta observasi supernova jauh serta lensa gaya tarik bumi. Observasi ini sesuai dengan perkiraan filosofi inflasi kosmik, filosofi Big Abang yang dimodifikasi, serta tipe khusus yang diketahui selaku bentuk Lambda- CDM. Perihal ini menimbulkan banyak orang mengatakan era modern selaku” era kebesaran kosmologi”.

Pada 17 Maret 2014, astronom di Harvard- Smithsonian Center for Astrophysics memublikasikan penemuan gelombang gaya tarik bumi, membagikan fakta kokoh buat inflasi serta Big Abang.

Tetapi, pada 19 Juni 2014, keyakinan yang lebih kecil buat mengkonfirmasi penemuan inflasi kosmik dikabarkan.

Pada bertepatan pada 1 Desember 2014, pada pertemuan Planck 2014 di Ferrara, Italia, para astronom memberi tahu kalau alam sarwa berumur 13, 8 miliyar tahun serta terdiri dari 4, 9% modul molekul, 26, 6% modul hitam, serta 68, 5% tenaga hitam.

Kosmologi religius ataupun mitologis

Kosmologi religius ataupun mitologis merupakan sekumpulan agama yang didasarkan pada kesusastraan mitologis, religius, serta esoterik dan adat- istiadat invensi serta eskatologi.

Kosmologi filosofis

Kosmologi berhubungan dengan bumi selaku keseluruhan ruang, durasi, serta seluruh kejadian. Dengan cara historis, cakupannya lumayan besar, serta dalam banyak permasalahan ditemui dalam agama. Dalam pemakaian modern, kosmologi metafisik menanggapi persoalan mengenai Alam Sarwa yang terletak di luar jangkauan ilmu. Beliau dibedakan dari kosmologi religius sebab beliau mendekati pertanyaan- pertanyaan ini dengan memakai tata cara filosofis semacam dialektika. Kosmologi filsafat modern berupaya menanggapi pertanyaan- pertanyaan semacam:

*Apa asal mula alam sarwa? Apa pemicu pertamanya? Apakah keberadaannya butuh?( amati monisme, panteisme, emanationisme serta kreasionisme)

*Apa saja bagian material penting Sarwa?( amati metode, dinamisme, hylomorphism, atomism)

*Apa alibi penting kehadiran Sarwa? Apakah kosmos mempunyai tujuan?( amati teleologi)

*Apakah kehadiran pemahaman mempunyai tujuan? Gimana kita mengenali apa yang kita tahu mengenai keseluruhan kosmos? Apakah penalaran kosmologis mengatakan bukti metafisik?( amati epistemologi)

Asal usul kosmologi& astronomi

Uraian pemeluk orang mengenai alam sarwa sudah bertumbuh dengan cara penting dari durasi ke durasi. Dalam asal usul dini astronomi, Alam dikira selaku pusat seluruh suatu, dengan planet serta bintang yang mengorbitnya. Pada era ke- 16, akademikus Polandia Nicolaus Copernicus melaporkan kalau Alam serta planet lain di aturan surya sesungguhnya memutari mentari, menghasilkan pergantian besar dalam uraian kosmos. Pada akhir era ke- 17, Isaac Newton membagi gimana style dampingi planet- khususnya style gravitasi- berinteraksi.

Dini era ke- 20 bawa pengetahuan lebih jauh buat menguasai alam sarwa yang besar. Albert Einstein mengajukan agregasi ruang serta durasi dalam Filosofi Kenisbian Biasa. Pada dini 1900- an, para akademikus memperdebatkan apakah Bima Ajaib bermuatan semua alam sarwa dalam rentangnya, ataupun apakah itu cuma salah satu dari demikian banyak berkas bintang. Edwin Hubble membagi jarak ke subjek buram angkat kaki di langit serta memastikan kalau barang itu terdapat di luar Bima Ajaib, meyakinkan bima sakti kita selaku setetes kecil di alam sarwa yang amat besar. Memakai Kenisbian Biasa buat menaruh kerangka, Hubble mengukur bima sakti lain serta memastikan kalau mereka menghindar dari kita, buatnya merumuskan kalau alam sarwa tidak statis namun berkembang.

Dalam sebagian dasawarsa terakhir, pakar kosmologi Stephen Hawking memutuskan kalau alam sarwa itu sendiri tidak terbatas namun mempunyai dimensi yang tentu. Tetapi, tidak terdapat batas yang tentu. Ini mendekati dengan Alam; Walaupun planet ini terbatas, orang yang berkelana di sekelilingnya tidak hendak sempat menciptakan” akhir”, melainkan selalu mengitari bumi. Hawking pula menganjurkan kalau alam sarwa tidak hendak bersinambung selamanya, namun pada kesimpulannya hendak selesai.

Tujuan& instrumen kosmologis

Dikeluarkan pada November 1989, Cosmic Latar belakang Explorer( COBE) NASA melaksanakan pengukuran radiasi yang pas di langit. Tujuan itu bekerja sampai 1993. Walaupun Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA bisa jadi sangat populer sebab gambar- gambarnya yang luar biasa, tujuan kuncinya merupakan kosmologis. Dengan lebih cermat mengukur jarak ke elastis Cepheid, bintang dengan perbandingan yang nyata antara kecerahan serta pulsasinya, Hubble menolong melengkapi pengukuran terpaut gimana alam sarwa berkembang. Semenjak peluncurannya, para astronom lalu memakai Hubble buat membuat pengukuran kosmologis serta melengkapi yang telah terdapat.

Berkah Hubble,” Bila Kamu memasukkan ke dalam kotak seluruh metode supaya tenaga hitam bisa jadi berlainan dari konstanta kosmologis, kotak itu saat ini hendak jadi 3 kali lebih kecil,” tutur pakar kosmologi Adam Riess dari Ruang Telescope Science Institute dalam suatu statment.” Itu perkembangan, tetapi jalur kita sedang jauh buat mengenali watak tenaga hitam.”

Wilkinson Microwave Anisotropy Probe( WMAP) NASA merupakan pesawat ruang angkasa yang bekerja dari 2001 sampai 2010. WMAP melukiskan instabilitas kecil di kerangka balik gelombang mikro kosmik( CMB), sinar kuno dari alam sarwa dini, serta memastikan kalau molekul lazim cuma membuat 4, 6 persen alam sarwa, sebaliknya modul hitam menggapai 24 persen.

” Keragu- raguan mengenai kehadiran tenaga hitam serta aransemen alam sarwa lenyap kala satelit WMAP mengutip lukisan sangat perinci dari kerangka balik gelombang mikro kosmik,” tutur kosmolog Charles Seife dalam harian Science.

Tujuan antariksa Planck Tubuh Antariksa Eropa berjalan dari 2009 sampai 2013 serta meneruskan riset mengenai kerangka balik gelombang mikro kosmik.

Satu dikala ini lagi meningkatkan tujuan Euclid, yang hendak melambung pada akhir dasawarsa ini. Euclid hendak menekuni modul hitam serta tenaga hitam dengan lebih akurasi, menelusuri penyaluran serta evolusinya di semua alam sarwa.” Inti dari tujuan ini merupakan salah satu dari satu miliyar lbs persoalan fisika,” tutur David Parker dari Satu dalam suatu statment.

Persoalan kosmologis umum

Apa yang terjalin saat sebelum Big Abang?

Sebab watak alam sarwa yang tertutup serta terbatas, kita tidak bisa memandang” di luar” alam sarwa kita sendiri. Ruang serta durasi diawali dengan Big Abang. Walaupun terdapat beberapa pemikiran mengenai kehadiran alam sarwa lain, tidak terdapat metode efisien buat mengamatinya, serta oleh sebab itu tidak hendak sempat terdapat fakta yang mensupport( ataupun menentang!) Mereka.

Dimana Big Abang terjalin?

Big Abang tidak terjalin pada satu titik, melainkan kedatangan ruang serta durasi di semua alam sarwa sekalian.

Bila bima sakti lain seluruhnya nampak menghindar dari kita, bukankah itu menaruh kita di pusat alam sarwa?

Tidak, sebab bila kita melaksanakan ekspedisi ke bima sakti yang jauh, hendak nampak kalau seluruh bima sakti di sekelilingnya pula turut terburu- buru. Pikirkan alam sarwa selaku gelembung raksasa. Bila Kamu men catat sebagian titik pada gelembung, kemudian meledakkannya, Kamu hendak memandang kalau tiap titik menghindar dari yang yang lain, walaupun tidak terdapat yang terletak di tengah. Perluasan alam sarwa berperan dengan metode yang nyaris serupa.

Berapa baya alam sarwa?

Bagi informasi yang diluncurkan oleh regu Planck pada 2013, alam sarwa berumur 13, 8 miliyar tahun, kurang lebih seratus juta tahun ataupun lebih. Planck memastikan umur sehabis melukiskan instabilitas temperatur kecil di CMB.

Baca Juga : Teori Sains Astronomi Hubble bubble

” Pola di atas aspek langit yang amat besar berikan ketahui kita mengenai apa yang terjalin pada rasio terkecil di saat- saat pas sehabis alam sarwa kita lahir,” tutur Charles Lawrence, akademikus cetak biru AS buat Planck, dalam suatu statment.

Akankah alam sarwa selesai? Bila betul, gimana triknya?

Apakah alam sarwa hendak selesai ataupun tidak terkait pada kepadatannya- seberapa menabur modul di dalamnya. Para akademikus sudah membagi” kepadatan kritis” buat alam sarwa. Bila massa tipe sesungguhnya lebih besar dari perhitungannya, pada kesimpulannya ekspansi alam sarwa hendak melambat serta, pada kesimpulannya, mundur sampai ambruk. Tetapi, bila massa tipe kurang dari massa tipe kritis, alam sarwa hendak lalu berkembang selamanya.

Mana yang lebih dahulu, ayam… eh, bima sakti ataupun bintang- bintang?

Alam sarwa pasca- Big Abang beberapa besar terdiri dari hidrogen, dengan sedikit helium yang dilemparkan buat mengukur dengan bagus. Gaya tarik bumi menimbulkan hidrogen ambruk ke dalam, membuat bentuk. Tetapi, para astronom tidak percaya apakah bongkahan padat awal membuat bintang orang yang setelah itu jatuh bersama lewat gaya tarik bumi, ataupun massa terkumpul dalam bongkahan seukuran bima sakti yang setelah itu membuat bintang.